Tamatan Pecandu Rokok


April Tahun lalu saya teringat janji pada diri sendiri, bila usia menapak 30 tahun, saya harus berhenti merokok!

Hmmm...saya sempat senyum-senyum kuda (baca ;nyengir) mengingat janji yang saya tanam sejak kuliah itu. Yang terpikir; semua orang dekat pernah memperingatkan saya tentang rokok, tapi saya tutup jendela eh.. telinga.

Sekarang saya akan diperingatkan oleh janji usang semasa kuliah? Oleh diri sendiri? Ohmaygot...

Tapi saya bukan orang yang gampang melupakan mimpi. Kadang, di kepala saya seperti ada yang bilang, masak menyetop merokok saja kamu tidak mampu? Bagaimana menyetop yang lain 
#eaaaa

Mulai dari situ, saya mencari cara untuk berhenti merokok. Sebagai generasi milenial..cyecyee milenial (mungkin yang tepat generasi alay wkqkwk) kemana lagi sahaya kalau bukan mengadu ke paman google :D.

Ada beberapa saran yang oke, pertama adalah menyandingkannya dengan pola penghematan. Kan bagus..seperti kata pepatah, sekali mendayung dua tiga hati terlewati..
#ups..

Apalagi, negara lagi susah toh? (baca ; saya yang susah kwkwk). Nah, dari situ tuh, saya mulai menghitung jajan rokok saya perbulan..INGAT JAJAN R O K O K ... jangan pikir jajan ala kamu yaa...kikikikikk

Hmm...mayan nguras kantong juga ternyata yah, bila asumsinya dua bungkus perhari hehehe..Dua bulan berhenti bisa beli Iphone6 nih! WOW (yang ini lebay) HAHAHA..

Dari situ pola penghematan pun saya jadikan program stop merokok. Caranya,
dengan beli model ketengan (perbatang). Awalnya sih ampuh, tapi lama-kelamaan, kok, pengeluarannya malah membengkak ya?

Ternyata, harga rokok keteng lebih mahal bila dibanding perbungkus. Itu karena penjual ngambil untungnya perbatang. Hmmm..Di mana prinsip penghematannya ya?..tapi tidak apa-apa namanya usaha ya...

Setelah semedi di google..saya nemu ide baru lagi.. kali ini cara menyetop candu dengan menarget jumlah rokok perhari. Awalnya 5 batang, dengan perhitungan pagi 1 setelah sarapan, 1 sebelum kerja, 1 setelah maksi, 1 saat ngopi di sore hari, serta 1 setelah makan malam. Sisa waktu saya ganjal dengan permen.

Mulanya terkontrol memang, tapi sering bobol juga karena ajakan sebat dua bat sangat menggiurkan sodara-sodara hehehe....Tapi saya terus usaha. Setiap liur terasa pahit di luar waktu merokok tadi, saya ganjal pakai permen. Permen dan permen lagi. Kadang bosan juga. Sekali-kali kamu boleh gak dipake ganjal? Wkwkw skip..skip..skip

Sempat putus asa karena semua ternyata tak mengubah keadaan. Ujung-ujungnya saya kembali membeli rokok perbungkus..bahkan pernah habis dengan bungkus-bungkusnya (kalimat terakhir hoax jangan disebar ya ) huhuhuu..

Sampai pada akhirnya saya merenungi nasib. Sampai kapan saya dibikin tidak merdeka oleh rokok? Sampai kapan kutukan dari nenek moyang ini melekat di saya? Sampai kapan ???!! Mak, malang niang nasib anakmu ini huffff.. (sambil berimajinasi gerauk mamak2 muda hahaha)

Tapi saya bukan rangginang yang rapuh hanya sekali gigitan saudara-saudara..Saya mulai usaha yang sama, hingga target lambat laun saya kurangi, dari lima batang perhari jadi empat, kemudian tiga, sampai pada akhirnya cuma tersisa permen.

Di sinilah pertarungan saya dengan candu benar-benar sengit..Setiap nongkrong sama teman yang merokok, rasanya tuh pengen langsung melahap sebungkus candu yang numpuk di atas meja

Apalagi kalau ada yang brengsek bilangang begini, "Sudahlah, coba satu saja." Hufffh sesuatuuu sekaliiii. Begitu juga bila melihat penghayatan mereka memainkan asap di sela ngopi, atau habis nyantap makanan berkuah..njing sangaaaaadlaaah pokoknya kwkkww

Untung saya nemu jurus (kali ini tidak berasal dari paman google). Menghirup pembungkus rokok di sela ngobrol. Itu saya lakukan agar bau candu itu masuk hidung, tidak nongol di depan hidung saja (Kayak kamu 
#eaaa). Alhamdulillah, cara ini cukup jitu. Kadang juga saya minta rokok mereka sebatang, lalu saya ciumi dengan ganas sampai tak sadar patah..HAHAHA

Sebulan berlalu pertarungan itu semakin sengit saja. Bahkan saya tiap malam (ini bener tiap malam bro) saya mimpi merokok. Kadang mimpinya dikasih rokok terus menyesal karena akhirnya kembali merokok. Pernah juga mimpi tidur di atas tumpukan rokok.

Lebay yahh, tapi namanya perjuangan harus rela jatuh bangun...
Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru

Mario Teguh
LHO KOK ANDA DI SINI??? PERGIIIII!!!

Nah, masuk bulan kedua mimpi masih sama. Godaan pun sama. Sampai pada akhirnya bau asap yang tadinya seperti wewangian dari surga mulai berubah. Saya mulai pusing mencium bau rokok. Apalagi bila ada di ruangan yang sirkulasinya kurang bagus.

Saya pun sadar, begini ternyata bau rokok bagi nonperokok? Pantesan saya pernah dinyinyirin orang gara-gara saya merokok di sebuah tempat, " Wah enak sekali nih tempat, sayang ada perokok," katanya kemudian berlalu. Jleb! Untung waktu itu habis gajian. Coba tanggal tua, uhhgg..Saya pasti ngutang 
#upss
hufhufhuf...

Alhamdulillah saya bisa lolos hingga nemu April lagi di tahun ini. Saya sangat bersyukur bisa jadi alumni pecandu rokok.. lepas dari kebiasaan yang tak henti hampir 15 tahun yang lalu, Tapi, saya tidak akan nyinyir sama perokok. Karena saya pikir mereka tidak akan tahu perasaan kami 
#tsaaaah, bila belum berhenti. Kecuali nih ya, kalau anda menghisap merokok di rumah saya..
Apalagi di tanggal tua..


Selamat April!!!!

Trie Suharman
2 April 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Veteran Tua Lelah Usia

Matamu......