Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

pedang demaskus

bukan karena malam ini begitu dingin tapi aku menggigil melihatmu dan hati ini menjadi beku sebab pandangmu membunuh seperti pedang demaskus tajam tanpa ampun hanya karena melirik tubuhku berserakan retak dalam beku lalu mencair di selah jemarimu tak mungkin melawan apalagi berpikir menyerang karena kutahu.. itu tak berguna aku terlalu muda untuk mengalahkan sorotmu apalagi untuk bertanya di mana kau akan tidur malam ini? jakarta 19062011

Kepada Arwah Sahabat

ada getar seperti gempa mengoyak mengguncang tanpa pesan seketika senyap dalam lorong kepanaan mendobrak pintu taman lelap mencipta senyum arwah sahabat seolah memanggil kupandang tawa kecil semasa hidup lara tergerus maut pekat kesepian namun hilang pelan-pelan kemudian pecah dalam gelegar tangis menggelayut di selah labirin mimpi bersama nelangsa kuusap punggung arwah sahabat mengantar persembahan dalam sesajian keselamatan lalu kutunjukkan sosok remang-remang saat kutemui di ujung mimpi terdahulu sosok kusangka tuhan pada janji keselamatan jakarta 13062011 trisuharman

lelaki laknat

merindu kenikmatan kutarik bayangmu dalam corong ingatan kutuang pada gairah kureguk dengan garang... pada perempuan menatap kilat tajam ku biarkan dirimu bersemayam bebas membuah dimensi hasrat membara mengelus lembab tulang selangka menyibak redup cahaya bergelora pada ujung telunjuk lelah kehendak mendegus menakar nikmat walau terkatup tak semestinya pada imaji nasib lelaki termakan laknat perempuan pasrah tragedi menepi pada alam tak terkendali.. jakarta 07062011