Postingan

Fenomena Fuji-an, Spiral Keheningan atau Spiral Kebisingan?

Gambar
Dalam teori spiral of silence (spiral keheningan), Elisabeth Noelle-Neumann menyoroti kecenderungan orang untuk tetap diam ketika mereka merasa pandangan mereka berbeda dengan opini mayoritas. Kondisi ini tak lepas dari peran media yang saat teori ini dibuat sekitar 1974, masih berputar pada media tradisional yang sifatnya “oneway” atau searah. Misalnya televisi maupun koran yang mendominasi ruang informasi. Namun, kini kita berada di ruang digital yang sangat dinamis. Bahkan sangat berisik. Sehingga memunculkan pertanyaan, di era media sosial yang terfragmentasi, apakah kita masih takut pada “suara mayoritas”? Seperti itulah yang dibahas dalam mata kuliah Advance Research Methodology bersama Prof Ahmad Mulyana pada Sabtu 28 Juni 2025. Ia menjelaskan tentang penelitian teranyarnya tentang seseorang yang dulunya termasuk dalam kategori minoritas dalam beropini_karena lebih termotivasi menyesuaikan diri dengan opini mayoritas_berubah menjadi mayoritas. Situasi ini memungkinkan di duni...

Metodologi dan Metode serta Konsep Kebahagiaan

Gambar
Dalam mata kuliah Kepemimpinan Digital yang dibawakan Prof Ahmad Mulyana hari ini, salah satu penjelasannya menyinggung tentang perbedaan metodologi dan metode. Hal ini sering memusingkan mahasiswa karena terkadang, penjelasan untuk dua hal tersebut, lumayan menguras otak. Khususnya bagi saya yang lebih cenderung berpikir di dunia kepraktisan dibanding teori. Menurut Prof. Mulyana metodologi adalah kerangka konseptual atau sesuatu yang berbasis ilmu, sementara metode adalah langkah-langkah teknis atau "cara" itu sendiri. Dari sini, kita lihat bahwa metodologi berada di jajaran “makro”, sedangkan metode lebih “mikro” Secara makro biasanya digunakan untuk melihat secara “helicopter view” sebuah persoalan. Dalam penelitian berupa paradigma, apakah bersifat kuantitatif, kualitatif, atau campuran (mix method). Kemudian pendekatan misalnya studi kasus, etnografi, survei, atau eksperimen dan teori-teori yang mendukungnya. Semetara metode lebih pada proses teknisnya yang lebih sp...

"40"

Gambar
Suatu hari saya bertanya kepada seseorang, bagaimana rasanya bila mencapai usia 40 tahun? dia, yang entah siapa yang saya tanyai itu (maaf lupa karena very long time ago wkwkwk), menjawab dengan agak dingin; sama saja. Hmm, saya bingung mendengarnya. Waktu itu saya sangat penasaran dengan usia 40. Sebab, menurut saya, itu adalah usia yang sangat tua hahaha. Saya yang kala itu berusia masih dua puluhan bertanya dalam hati apakah saya akan mencapai usia itu? bagaimana rasanya? and akhirnyaaa.. hahaha Banyak yang bilang bahwa usia 40 adalah "golden age" atau masa emas karena pada usia ini seseorang dianggap mencapai puncak prestasinya, baik secara profesional, emosional, maupun fisik. Apakah saya sudah demikian? hmm entah lah ya HAHAHA. Saya bukan orang yang muluk-muluk tentang prestasi, tapi bukan berarti berpangku tangan. Saya berusaha terus mengembangkan diri baik dalam pendidikan formal dan non-formal yang membuat saya, barangkali, berbeda dengan teman-teman sepr...

Babak Baru

Gambar
Hari ini, Sabtu 22 Februari 2025 saya resmi menjadi mahasiswa doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Ini menjadi babak baru dalam hidup saya yang sudah mendekati usia 40 tahun. Banyak yang bertanya kenapa kuliah lagi? kenapa begini? kenapa begitu? ya, tentu saya punya pertimbangan sendiri yang tidak semuanya saya bisa sampaikan. Yang pasti, pertimbangan ini sudah saya renungkan cukup lama. Sudah saya pahami konsekuensinya. Tinggal bagaimana saya menjalaninya. Degdegan udah pasti. Ini adalah jenjang sekolah paling tinggi sebagai seorang pelajar. Saya sendiri tidak pernah menyangka akan sejauh ini. Saya berasal dari bawah, membawa jiwa dan raga sendiri, menerjang jarak dan waktu, meninggalkan kampung halaman di Sulawesi. Kini, saya sedang berusaha mempersiapkan mental. Menata hati. Sebab, tentu akan ada tantangan yang mungkin di luar prediksi. Tantangan finansial yang paling nyata karena saya memilih jalur mandiri. Banyak cerita berseliweran bagaimana tantangan ini bikin fru...

Perempuan Super itu Telah Pergi

Gambar
Baru beberapa jam dapat kabar paman meninggal, Ibu saya menelepon mengabarkan Nenek saya, Sitti Hadijah, juga ikut berpulang pada Rabu 30 Oktober 2024, sekitar pukul 13.30 WITA. Saya hancur mendengar kabar ini. Nenek Hadijah adalah ibu dari ibuku yang tahun ini genap berusia 88 tahun. Kami, cucu-cucunya, tetap memanggilnya "Ibu" atau “Nenek Ibu”. Mungkin karena sering mendengar ibu saya dan saudara-saudaranya menyebut Nenek dengan panggilan Ibu. Bagiku, Nenek Ibu, adalah perempuan super. Ia bisa mengerjakan pekerjaan berat seorang diri hingga usia senja. Bukan semata soal ekonomi, tapi dia seorang yang memang pekerja keras. Nenek Ibu adalah seorang pedagang dan juga petani. Ia menjajakan hasil bumi dari satu pasar ke pasar lainnya. Membawa dagangannya dari kampung lalu menjualnya ke pasar di kampung seberang. Hasil penjualan lalu digunakan untuk membeli hasil bumi lainnya lalu dijual di pasar lainnya.  Ia berangkat di pagi buta bersama rombongan penjual dengan menggunakan mob...

Hilang Satu Generasi

Gambar
Hari ini saya dapat berita yang sangat sedih. Paman saya, Hasanuddin, meninggal dunia di kediamannya di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Paman memang sudah berpuluh tahun tinggal di Tanah Jawa. Meninggalkan kampung halaman di Mandar karena merantau dan menikah dengan wanita berdarah Madura. Itulah mengapa dia lebih senang dipanggil Pakde, panggilan paman tertua dalam bahasa Jawa. Saya menelepon Ibu saya di kampung untuk memberitahu kabar duka itu. Lalu saya mencari tahu siapa sebenarnya Pakde ini dari informasi yang pernah didengar ibu saya. Maklum, silsilah keluarga kami tidak tertulis dengan rapi sehingga kadang lupa urutannya. Saya juga tidak terlalu mengenal dekat beliau karena sejak kecil berbeda tempat di perantauan. Beliau di Jawa, saya di Sulawesi. Setelah besar saya ke Jakarta, beliau tetap bermukim di Sidoarjo. Ibu saya bilang, Hasanuddin adalah lulusan pelayaran. Dia menahkodai kapal-kapal besar yang lalu lalang baik di dalam dan luar negeri. Di ...

Jadi Menteri Gara-gara Terlambat Bangun

Gambar
Suatu hari, pertengahan 2014, saya ketemu blio di sebuah tempat di Slipi. Senyumnya lebar dan begitu hangat. "Bagaimana dinda." katanya sambil menepuk bahu kiri saya. Ini kali pertama saya bertemu dengannya, setelah seorang penegak hukum digelandang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kerena menerima suap dari banyak pejabat. Dia sempat menghilang saat kasus si penegak hukum itu jadi sorotan. Maklum saja, namanya sempat muncul dalam pusaran kasus tersebut. Melalui seorang kawan, saya akhirnya kembali bertemu. Lambat laun blio bercerita soal kasus yang nyaris membuatnya berbaju oranye. "Hampir saja habis karirku." kata dia sambil tepok jidat. Betul-betul saya ditolong Tuhan. Saya berusaha menyimak ceritanya. Sempat juga bertanya-tanya mungkinkah dia memang beruntung? entahlah. Jadi, di hari penegak hukum itu ditangkap KPK, blio juga sedang bersiap menemui si penegak hukum tersebut. Sebuah tas berisi fulus sudah disiapkan. Mereka sudah janjian pada pag...