"40"
Suatu hari saya bertanya kepada seseorang, bagaimana rasanya bila mencapai usia 40 tahun? dia, yang entah siapa yang saya tanyai itu (maaf lupa karena very long time ago wkwkwk), menjawab dengan agak dingin; sama saja. Hmm, saya bingung mendengarnya.
Waktu itu saya sangat penasaran dengan usia 40. Sebab, menurut saya, itu adalah usia yang sangat tua hahaha. Saya yang kala itu berusia masih dua puluhan bertanya dalam hati apakah saya akan mencapai usia itu? bagaimana rasanya? and akhirnyaaa.. hahaha
Banyak yang bilang bahwa usia 40 adalah "golden age" atau masa emas karena pada usia ini seseorang dianggap mencapai puncak prestasinya, baik secara profesional, emosional, maupun fisik. Apakah saya sudah demikian? hmm entah lah ya HAHAHA. Saya bukan orang yang muluk-muluk tentang prestasi, tapi bukan berarti berpangku tangan.
Saya berusaha terus mengembangkan diri baik dalam pendidikan formal dan non-formal yang membuat saya, barangkali, berbeda dengan teman-teman seprofesi saya dalam hal wawasan pengetahuan. Beberapa tahun terakhir, alhamdulillah, saya dipercaya menjadi mentor dalam banyak kelas jurnalistik maupun komunikasi; literasi digital, cek fakta, jurnalisme data, dan sering diajak mengajar di sejumlah kampus.
Dan yang paling membuat saya bangga atas semua itu adalah; saya masih mampu mengantar anak pergi sekolah, walaupun semalaman tidak tidur karena pekerjaan kantor hahaha. Alhamdulillah.
Bagaimana dengan pencapaian finansial? beberapa waktu lalu dosen saya mengatakan kekayaan bisa diukur dari aset maupun tabungan kita di usia 40. Artinya, bila tabungan maupun aset kamu sedikit di usia itu, kamu tidak akan pernah kaya. Sebaliknya kalau tabungan dan aset banyak, potensi financial freedom kamu cukup tinggi.
Jelas ini pernyataan provokatif. Makanya saya berusaha mencari literatur tentang hal ini, tapi belum menemukan wkwkwk (Ah, alasan saja kau Tri). Wajar dong saya kurang percaya. Bagi saya, kekayaan itu bukan semata soal uang yang melimpah, tapi juga “rasa cukup” atas kehidupan. Maksudnya cukup punya lima rumah, 10 mobil, dan 5 kos-kosan hahaha. Jadi saya kira terkait definisi “kaya” itu tergantung seperti apa kita memandangnya. Dan ingat, banyak juga pengusaha yang baru kaya raya di usia tua. Misalnya investor kawakan Warren Buffett yang dikenal kaya di usia 55 tahun.
Yang pasti, kalau ditanya apa saja yang saya rasakan mencapai usia ini, pertama tentu makin sibuk hahaha. Bukan sombong ya. Saya memang orang yang selalu berusaha mencari banyak kesibukan di luar rutinitas kantor. Ini bukan karena sok sibuk, tapi tanggung jawab bos hahaha. Saya adalah ayah, mahasiswa, dan juga pemimpin organisasi rumah tangga. Tidak bisa dipungkiri butuh cuan yang lumayan untuk menopang semuanya hehe.
Maka, ketika saya bekerja dari malam hingga pagi di kantor (karena kebetulan pegang program pagi), saya masih ambil job untuk isi seminar, panggilan mengajar, dan lainnya pada siang atau sore harinya. Walhasil tidur saya memang agak kacau dan tidak karuan. Jadi, kalau ada yang bilang usia 40-an juga disebut sebagai "life begins at 40" karena memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, tentu tidak berlaku untuk saya hahaha. Rutinitas di luar kantor cukup banyak dan memang perlu diseimbangkan untuk menjaga kesehatan.
Yang pasti, di usia 40 ini, saya lebih percaya diri, emosi juga jauh lebih tertata, walaupun kadang-kadang meleduk juga (senggol boss haha). Saya juga berusaha dekat dengan yang maha kuasa, walaupun ya, gitulah wkwkwk (jadi malu). Doa saya, di usia ini saya semakin banyak merenung. Saya percaya dengan merenung saya tidak berhenti berpikir; baik untuk memenuhi tanggung jawab dan bijak dalam mengambil keputusan. Dan yang pasti, saya semakin produktif berkarya. Semoga saya segera bikin buku sendiri! Amiiin
Selamat datang 40
Toami ramang
7 Mei 2025
Waktu itu saya sangat penasaran dengan usia 40. Sebab, menurut saya, itu adalah usia yang sangat tua hahaha. Saya yang kala itu berusia masih dua puluhan bertanya dalam hati apakah saya akan mencapai usia itu? bagaimana rasanya? and akhirnyaaa.. hahaha
Banyak yang bilang bahwa usia 40 adalah "golden age" atau masa emas karena pada usia ini seseorang dianggap mencapai puncak prestasinya, baik secara profesional, emosional, maupun fisik. Apakah saya sudah demikian? hmm entah lah ya HAHAHA. Saya bukan orang yang muluk-muluk tentang prestasi, tapi bukan berarti berpangku tangan.
Saya berusaha terus mengembangkan diri baik dalam pendidikan formal dan non-formal yang membuat saya, barangkali, berbeda dengan teman-teman seprofesi saya dalam hal wawasan pengetahuan. Beberapa tahun terakhir, alhamdulillah, saya dipercaya menjadi mentor dalam banyak kelas jurnalistik maupun komunikasi; literasi digital, cek fakta, jurnalisme data, dan sering diajak mengajar di sejumlah kampus.
Dan yang paling membuat saya bangga atas semua itu adalah; saya masih mampu mengantar anak pergi sekolah, walaupun semalaman tidak tidur karena pekerjaan kantor hahaha. Alhamdulillah.
Bagaimana dengan pencapaian finansial? beberapa waktu lalu dosen saya mengatakan kekayaan bisa diukur dari aset maupun tabungan kita di usia 40. Artinya, bila tabungan maupun aset kamu sedikit di usia itu, kamu tidak akan pernah kaya. Sebaliknya kalau tabungan dan aset banyak, potensi financial freedom kamu cukup tinggi.
Jelas ini pernyataan provokatif. Makanya saya berusaha mencari literatur tentang hal ini, tapi belum menemukan wkwkwk (Ah, alasan saja kau Tri). Wajar dong saya kurang percaya. Bagi saya, kekayaan itu bukan semata soal uang yang melimpah, tapi juga “rasa cukup” atas kehidupan. Maksudnya cukup punya lima rumah, 10 mobil, dan 5 kos-kosan hahaha. Jadi saya kira terkait definisi “kaya” itu tergantung seperti apa kita memandangnya. Dan ingat, banyak juga pengusaha yang baru kaya raya di usia tua. Misalnya investor kawakan Warren Buffett yang dikenal kaya di usia 55 tahun.
Yang pasti, kalau ditanya apa saja yang saya rasakan mencapai usia ini, pertama tentu makin sibuk hahaha. Bukan sombong ya. Saya memang orang yang selalu berusaha mencari banyak kesibukan di luar rutinitas kantor. Ini bukan karena sok sibuk, tapi tanggung jawab bos hahaha. Saya adalah ayah, mahasiswa, dan juga pemimpin organisasi rumah tangga. Tidak bisa dipungkiri butuh cuan yang lumayan untuk menopang semuanya hehe.
Maka, ketika saya bekerja dari malam hingga pagi di kantor (karena kebetulan pegang program pagi), saya masih ambil job untuk isi seminar, panggilan mengajar, dan lainnya pada siang atau sore harinya. Walhasil tidur saya memang agak kacau dan tidak karuan. Jadi, kalau ada yang bilang usia 40-an juga disebut sebagai "life begins at 40" karena memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, tentu tidak berlaku untuk saya hahaha. Rutinitas di luar kantor cukup banyak dan memang perlu diseimbangkan untuk menjaga kesehatan.
Yang pasti, di usia 40 ini, saya lebih percaya diri, emosi juga jauh lebih tertata, walaupun kadang-kadang meleduk juga (senggol boss haha). Saya juga berusaha dekat dengan yang maha kuasa, walaupun ya, gitulah wkwkwk (jadi malu). Doa saya, di usia ini saya semakin banyak merenung. Saya percaya dengan merenung saya tidak berhenti berpikir; baik untuk memenuhi tanggung jawab dan bijak dalam mengambil keputusan. Dan yang pasti, saya semakin produktif berkarya. Semoga saya segera bikin buku sendiri! Amiiin
Selamat datang 40
Toami ramang
7 Mei 2025
Komentar
Posting Komentar