dewi-dewi rembulan
bergumul sepi
kau terasing dalam liang pengharapan..
menyulut resah
kebencian terhadap malam
lantas terpejam
sebab, menurutmu,
malam tak mampu berbagi
seperti halnya hadirku
sebatas menengok gelisahmu
lalu pergi dalam senyum
entah sedih atau bengis..
gerik yang kubaca,
kau tak sudi memandang..
hanya menyeret bayangku,
kau memenjaraku di sudut-sudut matamu.
Berpaling..
menyembur gumam tak jelas..
memupuk hina
lalu membuang bunganya ke tong sampah
tapi, dihinakan olehmu adalah harapanku..
sebab, menurutku,
kau adalah dewi rembulan
yang diproduksi terbatas oleh tuhan..
walau senang memasung diri dalam kelam
trisuharman
jakarta
22 april 2011
kau terasing dalam liang pengharapan..
menyulut resah
kebencian terhadap malam
lantas terpejam
sebab, menurutmu,
malam tak mampu berbagi
seperti halnya hadirku
sebatas menengok gelisahmu
lalu pergi dalam senyum
entah sedih atau bengis..
gerik yang kubaca,
kau tak sudi memandang..
hanya menyeret bayangku,
kau memenjaraku di sudut-sudut matamu.
Berpaling..
menyembur gumam tak jelas..
memupuk hina
lalu membuang bunganya ke tong sampah
tapi, dihinakan olehmu adalah harapanku..
sebab, menurutku,
kau adalah dewi rembulan
yang diproduksi terbatas oleh tuhan..
walau senang memasung diri dalam kelam
trisuharman
jakarta
22 april 2011
Komentar
Posting Komentar