Dari Venice van Java
Kali ini saya tidak mudik ke rumah orang tua di punggung
Sulawesi sana. Disamping karena libur cuma empat hari (waktu bakal habis di
perjalan), sejak awal saya memilih berlebaran di rumah orang tua baru (baca :
mertua atau amer versi makassar) di Semarang, Jawa Tengah. Saya pun cus h-2.
Tak seperti ke kampung saya di Majene, Sulawesi Barat, yang harus ditempuh
dengan naik pesawat, belum lagi duduk di bus semalam suntuk sampai lupa punya
pantat. Ke kota yang oleh penjajah dijuluki Vanice van Java ini cukup naik
kereta selama 7 jam.
Perjalanan pasti asyik karena gak repot nyambung-nyambung kendaraan umum, dan
gak perlu menjaga mata tetap menyala (karena takut bablas). Cukup nyandar,
pejamkan mata dikit, lalu tadaaaaa..!!! stasiun Tawang sudah di depan mata (Di
moment ini saya selalu teringat lagu Didi Kempot : setasiun tawaang eh balapan
ding :P).
Memang, merayakan lebaran di Semarang cukup asing bagi saya karena ini kali
pertama. Ditambah bahasanya yang saya masih gagal faham sampai hari ini. Maklum
“bahasa nasionalnya” bahasa Jawa. Namun kehangatan keluarga baru, membuat
semuanya terasa seperti di rumah mama.
Banyak tawa dan makanan (yang terakhir ini yang paling saya kenang :P).
Bedanya, di sini tidak ada bau peapi dan jepa (makanan khas di Mandar). Untunglah,
ada nasi gandul yang mirip-mirip coto Makassar.
Oh ya, kali ini lebarannya sangat spesial karena ada karunia Tuhan yang luar
biasa; bocah ngumpet di perut si Vitri!! Bocah cowok yang kata dokter sudah
berusia 7,3 bulan hehe. Dia adalah cucu pertama bagi mama maupun pasangan Amir
Machmud NS dan Ummy Munawaroh (mertua saya). Kehadirannya pun menambah meriah
pasar ini, maksudnya rumah iniii!!. Yang strooong ya nak, joget2nya pagi aja,
tar mami gak bisa tidur!! Hehehe.
Sehari sebelum lebaran versi pemerintah, rupanya amer dan anak2nya tidak stay
di rumah. Mereka juga kenal mudik rupanya. Okhmygot, ternyata petulangan saya
pulang sama halnya ke tanah kelahiran..masih panjang kawan-kawan..doakan saya
ya..
Ya, mbahnya si dedek memang ada di Pati, arah timur Semarang. Maka kami pun cus
ke sana dengan waktu tempuh normalnya 2 jam-lah. Tapi berhubung yang nyetir
amer, jadi molor sampai 3 jam-an (sepertinya dia kurang yakin kalau saya yang
nyetir, jadi gak mau digantiin hehe)
Saya pun merasakan malam takbiran di Sirahan, rumah mbah dari Pak Amir. Daerah
ini keren, mirip ke puncak walau kurang dingin. Malam takbirannya pun masih
cukup Indonesia; ada yang bawa obor sambil keliling kampung, meski sebenarnya
saya tak melihatnya karena molor duluan hehe.
Oh ya, di sana saya bersua dengan spu2 Vitri yang baru pada datang, ada yang
dari Manchester, Qatar, n Aussy. Jadilah kami baru kenalan (untung sudah lepas
bujang hehuehe #ups). Esoknya, kami pun salat iednya di masjid dekat rumah mbah
(kali ini saya sukses bangun subuh brooo!).
Ada tradisi unik di sini, selepas ied, warga tak langsung bergegas ke rumah
untuk mengisi kekosongan (Baca : sikat ketupat n opor). Mereka
berbondong-bondong ke lapangan, terus upacara bendera. EHH BUKAAN..mereka
membentuk barisan untuk salam-salaman bro.
Walaupun tangan pegel dan gigi kering tahan senyuman manis, tapi ini sumpah
keren (no pic tapi gak hoax lho). Jadinya kamu bisa bermaaf-maafan dengan seisi
kampung. Ini benar-benar mengikuti makna lebaran kawan, bahwa lebaran membuat
kita terlahir kembali, bersih, dan tanpa dosa (sayangnya, bikin dosanya tidak
di sini HEHEHE).
Waktu memang lama kalau diitung-itung, tapi kalau dilupakan, jadi cepat, APA
SIHH..! Sayah cuma mau bilang, sampe siang aja di Sirahan. Selanjutnya ke rumah
mbah dari ibu mertua. Lokasinya di Tayu, sekitar 30 menitan dari Sirahan.
Daerahnya cukup ramai dan banyak makanan. Sore yang asri pun saya tak
sia-siakan untuk jalan-jalan sama si Vitri. Tidak lupa MAKAAANNNN!! Nemu nasi
gandul enak dan baso tangkar (meskipun ketipu baso yang kelihatan rame ternyata
rasanya biasa aja hehehe).
Tapi sekali lagi, waktu memang singkat saudara-saudara. Besok paginya, h+2,
saya sudah ada di sini lagi. Sudah merasakan macet lagi. Yah, kehidupangaa
(kata anak Makassar). Mohon maaf lahir batin ya semua..semoga kita lebaran
dengan indah lagi tahun depan..amiin amiiiin
Tri Suharman
11 Juli 2016
Komentar
Posting Komentar