makan

gontai kotaku seumpama wajah murung memaksa senyum 
penuh aliran sungai darah meliuk di jembatan dan jalan
mencoba riang dengan gelombang
hanyut bersama sisa nasi di tong sampah

dan anak-anak tak bercelana itu
pulas di atas karung goni bergambar palu
berlukis arit
bermimpi masa depan tak berduri
menanti revolusi
benar-benar revolusi
walau menghukum diri

membunuh penghamba tuan 
penjilat tuhan
penghisap kasihan
demi makan
makan
makan

11092013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

telepon terakhir

Matamu......