aku, kita, mereka


Penyesalan itu biadab. Seperti daun pintu bergetar, ketika kau tinggal cerita di pagi buta. Dan aku gagal menutup celah kamar dari jilatan mentari. Bersama hilangnya guratan wajahmu dari alur hidupku.

Tiada surga di sini dan jangan berharap neraka. Di kamar ini, tinggal hampa dan fatamorgana. Lalu aku menanggap semua adalah kaya. Samar adalah emas, temaram itu permata.

Namun kaya tak berarti pula, karena di sini adalah orang-orang terkutuk. Mereka bayang-bayang. Makananya keegoisan, pakaiannya ketamakan, perangainya kemunafikan. Dan aku adalah mereka.

Jakarta
10 Januari 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Veteran Tua Lelah Usia

Matamu......