......
lenganmu telah patah kakimu pun remuk kini hidungmu jadi pijakan menopang seluruh badanmu dan beban hidupmu kau tak kenal meraba tak kenal menginjak karena tangan dan kakimu tak lagi berkata tetapi senyum di wajahmu tak pernah surut sejuk mengalir ke dalam relung (lupa bikinnya kapan)