213
Kau deras seperti hulu Sungai Balanipa Meluncur seumpama bogem ke hilir kematian. Lalu wujudmu nampak dalam gumpalan. Meringkuk pedih seperti hendak mencongkel nyawaku.. Merampas jantungku Dan mengupas nadiku.. Kau berhembus pada 288 jam lalu Telah kembali di sela tidur pagiku. Dan lenyap dalam hilir entah ke laut entah ke selokan.. Aku hanya memandang dari balik pantatku.. Mencuri panorama miris kehendakku. Lalu, dengan belati kusayat hidungku, kutikam tanganku, serta kupeggal kelaminku. Tak mampu menangis karena angkuh bersedih. Tak mampu meringis karena senyum telah mati. Sungguh kau telah tiba di saat aku memulai.. dan hulumu belum juga kualiri dengan baik. Jakarta 11 Juni 2012